Sepak bola bukan hanya sekedar olahraga yang dimainkan oleh 22 orang di atas lapangan rumput. Percayalah lebih daripada itu, sudah menjadi alat pemersatu seluruh bangsa dan negara di seluruh dunia. Mau bukti? Organisasi FIFA yang merupakan pemegang otoritas sepakbola dunia mempunyai jumlah anggota 207 negara, bandingkan dengan PBB yang hanya beranggotakan sekitar 195 negara.
Betapa sepak bola telah menjadi bahasa universal yang begitu diterima oleh semua kalangan. Tidak ada batasan dari berbagai latar belakang untuk dapat menikmati cabang olahraga ini. Karena itulah, sepak bola banyak memunculkan cerita pelet dan kisah menarik.
Entah sudah berapa banyak orang bergembira dan menangis haru karena sepak bola tapi secara bersamaan orang-orang juga harus kecewa, sedih, bahkan menitikkan airmatanya setelah merepon hasil pertandingan sepak bola.
Dibalik sepak bola yang sebenarnya sangat sederhana, ternyata dapat begitu dramatis dan tak jarang menampakkan keajaibannya sehingga memberi banyak pengaruh dan inspirasi dalam kehidupan banyak orang.
Saya sebagai pengemar sepak bola mencoba merangkum tujuh pertandingan sepak bola secara subyektif dan menanggagap pertandingan tersebut adalah pertandingan hebat dan sangat historis, bahkan terdapat unsur keajaiban yang turut menentukan hasil pertandingan. Tidak bermaksud untuk menyandingkan tujuh keajaban dunia.
Daftar ini disusun secara urut melalui waktu peristiwa. Mari kita simak.
1. Final Piala Dunia 1954, Bern Swiss.
Pertandingan ini merupakan inspirasi terhebat bagi sepak bola Jerman. Final ini juluki ‘Miracle of Berne’. Jerman harus menghadapi Hungaria yang merupakan negara terkuat sepak bola saat itu. Hungaria diperkuat oleh legenda Feren Puscas, Sandor Kocsis, dan Nandor Hiderguti memiliki rekor 30 pertandingan tak terkalahkan sebelum partai final, termasuk membantai Jerman 8-3 dalam babak penyisihan.
Pertandingan baru berjalan 8 menit Hungaria sudah unggul 2-0, dan sepertinya dengan mudah merebut piala Julis Rimet. Tapi kemenangan itu tak bertahan lama. Hanya sepuluh menit berselang skor telah imbang, dan enam menit sebelum bubaran Jerman membungkam Hungaria dan dunia dengan menciptakan gol kemenangan lewat Helmuth Rahn sekaligus merebut piala dunia untuk pertama kali.
Berangkat dari momen ini, timnas Jerman kemudian dijuluki Staying Power, Mesin Diesel yang lambat panas. Tapi jangan pernah meremehkan Jerman. Jerman adalah Jerman yang merupakan spesialis turnamen hingga kini.
2. Final Piala Dunia 1974, Munchen Jerman.
Dikenang sebagai pertandingan final piala dunia yang terhebat sepanjang sejarah. Kembali melibatkan Jerman, dan kembali pula memperlihatkan mental juara Jerman. Kali ini walaupun sebagai tuan rumah, Jerman harus menantang Belanda, negara tetangga mereka yang banyak di jagokan untuk menjuarai turnamen ini. Belanda hadir di final setelah melibas negara-negara tangguh seperti Brasil, Argentina dengan permainan Tottal Voettbal yang dimotori sang legenda hidup, Johan Cruffj.
Pertandingan baru berlangsung semenit dan belum ada seorang pemain Jerman yang menyentuh bola, tapi Belanda sudah unggul berkat gol penalti. Belanda mungkin lupa bahwa Jerman adalah negara yang tak pernah menyerah, mereka pun akhirnya kalah berkat 2 gol Paul Breitner juga melalui titik putih dan gol kemenangan oleh Gerd Muller. Jerman kemudian juara piala dunia untuk kali kedua dibawah kapten dan legenda Jerman, kaisar Franz Beckenbaeur.
3. Perempat Final Piala Dunia 1986, Azteca Meksiko.
Secara subyektif saya menilai inilah keajaiban terdahsyat yang pernah terjadi di lapangan sepak bola. Pertandingan antara Argentina melawan Inggris merupakan pertandingan terpanas dan tak mungkin terlupakan. Apalagi pertandingan ini dikaitkan dengan isu politik kedua negara yang bersitegang merebut Pulau Malvinas.
Nilai keajaiban itu adalah dua gol Maradona yang masih terus diperbincangkan sampai saat ini. Gol pertama menggunakan tangannya yang kemudian memberi julukan sendiri Gol Tangan Tuhan, dan gol kedua yang oleh FIFA dianggap sebagai gol terbaik sepanjang sejarah. Maradona melakukan slalom dari lapangan tengah dan melewati lima pemain Inggris dan Kiper Peter Shilton.
Tidak perlu dijelaskan lagi partai ini. Tak terbantahkan ‘si Boncel’ membuat keajaiban yang mungkin tidak terulang lagi.
4. Final Liga Champion 1999, Barcelona Spanyol.
Final menghadirkan Manchester United dan Bayern Munchen di Stadion Camp Nou dan dipimpin oleh wasit terbaik sepanjang sejarah, Pierluigi Collina. Jujur saja saya bertaruh memilih Bayern Munchen.
MU datang ke Catalunya dengan kepercayaan tinggi setelah seminggu sebelumnya berhasil meraih double winners di kompetisi domestik. Mereka ingin melengkapinya dengan Trofi Champion. Pelatih Alex Ferguson (setelah partai ini disebut Sir Alex) juga penasaran karena belum mampu menaklukkan kompetisi bergengsi Eropa.
Saat saya dan seluruh pendukung Bayern telah bersiap-siap merayakan kemenangan karena telah unggul 1-0 sampai menit 90, keajaiban itu datang membungkam. MU mendapatkan dua tendangan sudut menit 91 dan 93 yang dieksekusi David Becham dan berhasil dikonversi gol oleh Teddy Seringham dan Ole Gunnar Solkjaer.
MU meraih Trebble Winner, tahun 1999 merupakan tahun terbaik MU. Dalam Press Confrence, pelatih Ferguson memberikan inspirasi: “setiap manusia mempunyai spirit dan dan spirit itu dapat membuat kita keluar dari kesulitan apapun, asal kita mau mengakui dan menuruti daya spirit tersebut.”
5. Semifinal Euro 2000, Amsterdam Belanda
Belanda ditantang Italia untuk memperebutkan satu tiket final. Belanda sebagai tuan rumah maju kebabak final dengan meraih empat kemenangan secara meyakinkan. Sedangkan Italia ke semifinal berkat aksi yang sebenarnya biasa saja. Italia kali sama sekali tidak di unggulkan dan diprediksi bakal angkat koper besok pagi.
Menit 20, Italia sudah harus bermain 10 orang melawan Belanda yang didukung 50.000 suporternya yang mengorangekan Amsterdam Arena. 90 menit waktu normal Belanda menggempur habis-habisan gerendel Italia yang dikomando oleh Paolo Maldini. Saya juga heran tak satupun bola yang berkenan masuk ke gawang Italia yang dikawal Francesco Toldo, sekalipun mendapat tendangan penalti.
Extra time saya kira cukup menamatkan perlawanan Italia. Dan ternyata keliru, meski terus mengepung dan kembali mendapatkan hadiah tendangan penalti, jala Italia tetap tak terkoyak, seperti ada malaikat kecil yang menjaganya.
Dan akhirnya inilah hukuman buat Belanda. Mereka kalah secara menyakitkan melalui adu penalti yang memang sangat dinantikan oleh kubu Azzury. Dari 4 algojo Belanda hanya satu yang menembus gawang, bahkan tendangan Japp Stam melambung tinggi sampai keluar stadion, orang-orang belanda berkomentar bola tersebut sampai ke Rotterdam, tempat partai final. Sedangkan tendangan chip penalti Totty menjadi inspirasi.
6. Keajaiban Korsel Piala Dunia 2002
Bersama Jepang, Korsel merupakan Host World Cup 2002. Korsel selama menjalani pertandingan piala dunia tak sekalipun meraih kemenangan. Tapi lihatlah aksi mereka pada saat menjadi tuan rumah. Korsel yang dilatih Meneer Hiddink menjadi fenomena WC 2002. Mereka tampil sebagai semifinalis dengan mengalahkan empat negara kuat Eropa: Polandia, Portugal, Italia, dan Spanyol.
Terlepas banyaknya tudingan curang selaku tuan rumah, Korsel memang menampilkan sepakbola menyerang yang mengibur. Para pemain juga tak pernah menyerah dan membuat publik sepak bola dunia heran bagaimana kekuatan fisik pemain-pemain Korsel yang seolah melebihi batas kemampuan fisik manusia.
Portugal dibuat pulang lebih cepat, Italy sibuk menyalahkan wasit Byron Moreno sebagai dalih kekalahannya, dan juga Spanyol dibuat tak berdaya dipermalukan Korsel yang kadang dengan mudah mereka kalahkan.
Sontak seluruh warga korsel bersatu dan mangaku bangga sebagai warga negara Korsel. Kapan ya Indonesia bisa seperti Korsel.
7. Final Liga Champion 2005, Istanbul Turki.
AC Milan telah unggul 3-0 dibabak pertama dan telah merayakan kemenangan ini di ruang ganti seakan meraka lupa masih ada 45 menit yang mereka harus mainkan.
Kubu Liverpool mendengar perayaan tersebut dan mereka bertekad kalaupun harus kalah malam ini harus secara terhormat, mereka sadar butuh keajaiban untuk mengejar defisit tiga gol dalam partai sekelas Final LC melawan tim berpengalaman sehebat AC Milan.
Tuhan memberikan keajaiban bagi mereka yang terus berusaha. Dipimpin oleh Stevie G, dalam 15 menit babak kedua Liverpool telah berhasil meyamakan skor berkat gol Gerrad, Smicer, dan Penalti Baros. Liverpool menang 3-2 lewat adu penalti. Salah satu partai final LC paling dramatis sepanjang sejarah.
Anda boleh setuju, dan boleh juga mencantumkan pilihan selain tujuh daftar diatas.
Salam sepak bola.
Betapa sepak bola telah menjadi bahasa universal yang begitu diterima oleh semua kalangan. Tidak ada batasan dari berbagai latar belakang untuk dapat menikmati cabang olahraga ini. Karena itulah, sepak bola banyak memunculkan cerita pelet dan kisah menarik.
Entah sudah berapa banyak orang bergembira dan menangis haru karena sepak bola tapi secara bersamaan orang-orang juga harus kecewa, sedih, bahkan menitikkan airmatanya setelah merepon hasil pertandingan sepak bola.
Dibalik sepak bola yang sebenarnya sangat sederhana, ternyata dapat begitu dramatis dan tak jarang menampakkan keajaibannya sehingga memberi banyak pengaruh dan inspirasi dalam kehidupan banyak orang.
Saya sebagai pengemar sepak bola mencoba merangkum tujuh pertandingan sepak bola secara subyektif dan menanggagap pertandingan tersebut adalah pertandingan hebat dan sangat historis, bahkan terdapat unsur keajaiban yang turut menentukan hasil pertandingan. Tidak bermaksud untuk menyandingkan tujuh keajaban dunia.
Daftar ini disusun secara urut melalui waktu peristiwa. Mari kita simak.
1. Final Piala Dunia 1954, Bern Swiss.
Pertandingan ini merupakan inspirasi terhebat bagi sepak bola Jerman. Final ini juluki ‘Miracle of Berne’. Jerman harus menghadapi Hungaria yang merupakan negara terkuat sepak bola saat itu. Hungaria diperkuat oleh legenda Feren Puscas, Sandor Kocsis, dan Nandor Hiderguti memiliki rekor 30 pertandingan tak terkalahkan sebelum partai final, termasuk membantai Jerman 8-3 dalam babak penyisihan.
Pertandingan baru berjalan 8 menit Hungaria sudah unggul 2-0, dan sepertinya dengan mudah merebut piala Julis Rimet. Tapi kemenangan itu tak bertahan lama. Hanya sepuluh menit berselang skor telah imbang, dan enam menit sebelum bubaran Jerman membungkam Hungaria dan dunia dengan menciptakan gol kemenangan lewat Helmuth Rahn sekaligus merebut piala dunia untuk pertama kali.
Berangkat dari momen ini, timnas Jerman kemudian dijuluki Staying Power, Mesin Diesel yang lambat panas. Tapi jangan pernah meremehkan Jerman. Jerman adalah Jerman yang merupakan spesialis turnamen hingga kini.
2. Final Piala Dunia 1974, Munchen Jerman.
Dikenang sebagai pertandingan final piala dunia yang terhebat sepanjang sejarah. Kembali melibatkan Jerman, dan kembali pula memperlihatkan mental juara Jerman. Kali ini walaupun sebagai tuan rumah, Jerman harus menantang Belanda, negara tetangga mereka yang banyak di jagokan untuk menjuarai turnamen ini. Belanda hadir di final setelah melibas negara-negara tangguh seperti Brasil, Argentina dengan permainan Tottal Voettbal yang dimotori sang legenda hidup, Johan Cruffj.
Pertandingan baru berlangsung semenit dan belum ada seorang pemain Jerman yang menyentuh bola, tapi Belanda sudah unggul berkat gol penalti. Belanda mungkin lupa bahwa Jerman adalah negara yang tak pernah menyerah, mereka pun akhirnya kalah berkat 2 gol Paul Breitner juga melalui titik putih dan gol kemenangan oleh Gerd Muller. Jerman kemudian juara piala dunia untuk kali kedua dibawah kapten dan legenda Jerman, kaisar Franz Beckenbaeur.
3. Perempat Final Piala Dunia 1986, Azteca Meksiko.
Secara subyektif saya menilai inilah keajaiban terdahsyat yang pernah terjadi di lapangan sepak bola. Pertandingan antara Argentina melawan Inggris merupakan pertandingan terpanas dan tak mungkin terlupakan. Apalagi pertandingan ini dikaitkan dengan isu politik kedua negara yang bersitegang merebut Pulau Malvinas.
Nilai keajaiban itu adalah dua gol Maradona yang masih terus diperbincangkan sampai saat ini. Gol pertama menggunakan tangannya yang kemudian memberi julukan sendiri Gol Tangan Tuhan, dan gol kedua yang oleh FIFA dianggap sebagai gol terbaik sepanjang sejarah. Maradona melakukan slalom dari lapangan tengah dan melewati lima pemain Inggris dan Kiper Peter Shilton.
Tidak perlu dijelaskan lagi partai ini. Tak terbantahkan ‘si Boncel’ membuat keajaiban yang mungkin tidak terulang lagi.
4. Final Liga Champion 1999, Barcelona Spanyol.
Final menghadirkan Manchester United dan Bayern Munchen di Stadion Camp Nou dan dipimpin oleh wasit terbaik sepanjang sejarah, Pierluigi Collina. Jujur saja saya bertaruh memilih Bayern Munchen.
MU datang ke Catalunya dengan kepercayaan tinggi setelah seminggu sebelumnya berhasil meraih double winners di kompetisi domestik. Mereka ingin melengkapinya dengan Trofi Champion. Pelatih Alex Ferguson (setelah partai ini disebut Sir Alex) juga penasaran karena belum mampu menaklukkan kompetisi bergengsi Eropa.
Saat saya dan seluruh pendukung Bayern telah bersiap-siap merayakan kemenangan karena telah unggul 1-0 sampai menit 90, keajaiban itu datang membungkam. MU mendapatkan dua tendangan sudut menit 91 dan 93 yang dieksekusi David Becham dan berhasil dikonversi gol oleh Teddy Seringham dan Ole Gunnar Solkjaer.
MU meraih Trebble Winner, tahun 1999 merupakan tahun terbaik MU. Dalam Press Confrence, pelatih Ferguson memberikan inspirasi: “setiap manusia mempunyai spirit dan dan spirit itu dapat membuat kita keluar dari kesulitan apapun, asal kita mau mengakui dan menuruti daya spirit tersebut.”
5. Semifinal Euro 2000, Amsterdam Belanda
Belanda ditantang Italia untuk memperebutkan satu tiket final. Belanda sebagai tuan rumah maju kebabak final dengan meraih empat kemenangan secara meyakinkan. Sedangkan Italia ke semifinal berkat aksi yang sebenarnya biasa saja. Italia kali sama sekali tidak di unggulkan dan diprediksi bakal angkat koper besok pagi.
Menit 20, Italia sudah harus bermain 10 orang melawan Belanda yang didukung 50.000 suporternya yang mengorangekan Amsterdam Arena. 90 menit waktu normal Belanda menggempur habis-habisan gerendel Italia yang dikomando oleh Paolo Maldini. Saya juga heran tak satupun bola yang berkenan masuk ke gawang Italia yang dikawal Francesco Toldo, sekalipun mendapat tendangan penalti.
Extra time saya kira cukup menamatkan perlawanan Italia. Dan ternyata keliru, meski terus mengepung dan kembali mendapatkan hadiah tendangan penalti, jala Italia tetap tak terkoyak, seperti ada malaikat kecil yang menjaganya.
Dan akhirnya inilah hukuman buat Belanda. Mereka kalah secara menyakitkan melalui adu penalti yang memang sangat dinantikan oleh kubu Azzury. Dari 4 algojo Belanda hanya satu yang menembus gawang, bahkan tendangan Japp Stam melambung tinggi sampai keluar stadion, orang-orang belanda berkomentar bola tersebut sampai ke Rotterdam, tempat partai final. Sedangkan tendangan chip penalti Totty menjadi inspirasi.
6. Keajaiban Korsel Piala Dunia 2002
Bersama Jepang, Korsel merupakan Host World Cup 2002. Korsel selama menjalani pertandingan piala dunia tak sekalipun meraih kemenangan. Tapi lihatlah aksi mereka pada saat menjadi tuan rumah. Korsel yang dilatih Meneer Hiddink menjadi fenomena WC 2002. Mereka tampil sebagai semifinalis dengan mengalahkan empat negara kuat Eropa: Polandia, Portugal, Italia, dan Spanyol.
Terlepas banyaknya tudingan curang selaku tuan rumah, Korsel memang menampilkan sepakbola menyerang yang mengibur. Para pemain juga tak pernah menyerah dan membuat publik sepak bola dunia heran bagaimana kekuatan fisik pemain-pemain Korsel yang seolah melebihi batas kemampuan fisik manusia.
Portugal dibuat pulang lebih cepat, Italy sibuk menyalahkan wasit Byron Moreno sebagai dalih kekalahannya, dan juga Spanyol dibuat tak berdaya dipermalukan Korsel yang kadang dengan mudah mereka kalahkan.
Sontak seluruh warga korsel bersatu dan mangaku bangga sebagai warga negara Korsel. Kapan ya Indonesia bisa seperti Korsel.
7. Final Liga Champion 2005, Istanbul Turki.
AC Milan telah unggul 3-0 dibabak pertama dan telah merayakan kemenangan ini di ruang ganti seakan meraka lupa masih ada 45 menit yang mereka harus mainkan.
Kubu Liverpool mendengar perayaan tersebut dan mereka bertekad kalaupun harus kalah malam ini harus secara terhormat, mereka sadar butuh keajaiban untuk mengejar defisit tiga gol dalam partai sekelas Final LC melawan tim berpengalaman sehebat AC Milan.
Tuhan memberikan keajaiban bagi mereka yang terus berusaha. Dipimpin oleh Stevie G, dalam 15 menit babak kedua Liverpool telah berhasil meyamakan skor berkat gol Gerrad, Smicer, dan Penalti Baros. Liverpool menang 3-2 lewat adu penalti. Salah satu partai final LC paling dramatis sepanjang sejarah.
Anda boleh setuju, dan boleh juga mencantumkan pilihan selain tujuh daftar diatas.
Salam sepak bola.
Dapatkan Sample GRATIS Produk sponsor di bawah ini, KLIK dan lihat caranya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.